Antisipasi Kasus dan Respon Pengendalian Penyakit Hewan Strategis di Kabupaten Blora.
Ditengah-tengah mendampingi kunjungan kerja Menteri Transmigrasi dan Pemasyarakatan serta Wakil Menteri Pertanian dalam Gerakan Tanam Padi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kepala Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Drh. Hendra Wibawa, M.Si, Ph.D menyempatkan hadir dalam acara Koordinasi Pelayanan Kesehatan Hewan dan Pengendalian PHMS di Kabupaten Blora yang dihadiri oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora Drh. Rasmiyana, dan para petugas teknis kesehatan hewan dari UPTD dan Puskeswan dibawah Koordinasi DP4 Kabupaten Blora.
Dalam pertemuan ini disosialisasi kepada para petugas teknis yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan hewan di lapangan tenis terkait Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang Kesiapsiagaan Terhadap Peningkatan Kasus PHMS karena Perubahan Musim dan Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta SE tentang Respon Kasus Penyakit Hewan Menular (PHM) dimana salah satu atau bahan yang didiskusikan adalah terkait Pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan di T.A 2025 agar dapat dibiayai dari APBD Provinsi atau Kabupaten/Kota untuk peternakan rakyat, dibiayai secara mandiri oleh masyarakat, dan/atau sumber pembiayaan lain sesuai peraturan perundang-
undangan.
Dalam pertemuan ini Kepala BBVET Wates menyampaikan bahwa langkah-langkah sosialisasi ini perlu diteruskan kepada asosiasi peternak/kelompok ternak / peternak mandiri sehingga dapat dipahami dengan baik. Khusus untuk vaksinasi PHMS PMK dan LSD perlu disosialisasikan bahwa vaksin PMK dan LSD saat ini sudah tersedia di pasaran. Terkait aplikasi vaksin PMK dan LSD ini sebaiknya tetap dilakukan oleh petugas medik kesehatan hewan / vaksinator yang telah dilatih atau pelaksana lain dibawah supervisi Dokter Hewan. Disamping itu, pelayanan vaksinasi di lapangan tetap perlu menjaga rantai dingin vaksin khususnya penyimpanan dan handling vaksin saat digunakan. Hendra juga menyampaikan bahwa untuk optimalisasi vaksinasi dapat digerakkan BULAN VAKSINASI sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan serentak dan vaksin dapat terimplementasikan untuk semua ternak yang berisiko. Tentunya hal ini perlu sosialisasi dan kolaborasi dengan pihak terkait sampai tingkat desa. Dinas juga perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk kebutuhan vaksin dan obat dari pembiayaan APBD atau sumber lain sesuai aturan untuk kebutuhan mendesak (emergency) untuk penanganan cepat kasus yang meningkat signifikan.
BBVET Wates tetap akan mendukung Dinas dalam pengendalian PHMS di Kab.Blora, khususnya respon penyidikan kasus, identifikasi agen penyakit hewan dan faktor-faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit, serta memberikan rekomendasi teknis berbasis data epidemiologi dan laboratorium sehingga respon penanganan penyakit dilakukan dengan tepat dan efektif. Bimbingan teknis petugas lapangan juga menjadi perhatian BBVET Wates sehingga pelayanan kesehatan membawa manfaat yang lebih banyak pada masyarakat.