Berita

Agenda

Kontak

Logo

BALAI BESAR VETERINER WATES

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

6
Logo
Training Pemetaan Penyakit dengan QGIS di BBVet Wates

Training Pemetaan Penyakit dengan QGIS di BBVet Wates

Yogyakarta-Salah satu cara untuk menggambarkan masalah penyakit berbasis lingkungan yaitu dengan melakukan pendekatan epidemiologi spasial. Epidemiologi spasial merupakan deskripsi dan analisis geografis pada penyakit yang berkaitan dengan faktor risiko demografis, lingkungan, perilaku, sosial ekonomi, dan juga genetik dengan berfokus pada pemetaan penyakit di suatu wilayah, salah satunya dapat dilakukan dengan menunjukkan korelasi geografis, dan kluster penyakit. Data spasial adalah jenis data yang berkaitan dengan informasi lokasi atau geografis. Data ini umumnya dihasilkan oleh teknologi seperti sistem informasi geografis (GIS), pemetaan digital, atau drone. Data spasial dapat berupa data gambar, data vektor, atau data raster.

Pemetaan penyakit menjadi suatu skill atau ketrampilan yang sangat dibutuhkan oleh Medik dan Paramedik veteriner di Balai Besar Veteriner Wates sebagaimana pesan Kepala Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) dalam sambutannya saat membuka Inhouse Training Pemetaan Penyakit Hewan menggunakan QGIS di aula BBVet Wates. Acara ini akan berlangsung dari hari ini, Selasa 31 Oktober 2023 sampai dengan Jumàt 2 Nopember 2023 dengan peserta 26 orang staff dari perwakilan seluruh laboratorium . Pemetaan dengan QGis dapat dimanfaatkan oleh penanggungjawab surveillans untuk memetakan potensi resiko penyakit hewan, factor resiko serta sebaran penyakit. Dari training ini juga diharapkan adanya peningkatan output berupa rekomendasi pengendalian ,kontrol bahkan eliminasi dalam suatu kejadian penyakit ataupun wabah.

Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian , Dr. drh. Nuryani Zainuddin, M.Si dalam sambutannya melalui online menggarisbawahi bahwa BBVet Wates sebagai laboratorium referens beberapa penyakit sangat perlu untuk selalu meningkatkan kompetensinya, salah satunya dalam pemetaan penyakit. “Saya sangat berharap BVet/BBVet yang lain di Indonesia juga dapat melaksanakan pelatihan seperti ini, atau mungkin diundang unutk bergabung dalam acara ini  karena peningkatan kompetensi SDM sangat dibutuhkan bagi program pengendalian penyakit hewan” jelas Dirkeswan.

Inhouse Training ini menghadirkan perwakilan FAO, Katon sebagai ekspert GIS dan drh Yuni Yupiana, MSc,PhD sebagai narasumber sekaligus mentor. Diharapkan setelah agenda berakhir ketrampilan pemetaan dengan QGIS dapat diimplementasikan oleh para penanggungjawab kegiatan surveillans Balai Besar Veteriner Wates dalam laporan kegiatan tahunan BBVet Wates tahun 2023.

 

 

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset