
Kementan Percepat Vaksinasi PMK di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sleman – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates berkolaborasi dengan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, TNI/Polri, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada melakukan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) di KT Andini yang berlokasi di Mangambar Mulungan, Sendangadi, Mlati dan KT Masker yang berlokasi di Beran Kidul, Tridadi, Sleman.
Kepala BBVet Wates, memantau dan mengikuti langsung kegiatan ini. "Vaksinasi PMK sangat penting dilakukan untuk memperkuat kekebalan ternak terhadap PMK dan harus dilakukan dengan cara yang benar agar efektif meningkatkan kekebalan tubuh sapi dari ancaman PMK," kata Hendra saat memberikan edukasi kepada Para Peternak.
Lebih lanjut Kepala Balai menambahkan, “Kementerian Pertanian berkomitmen mendampingi para peternak dalam mengatasi kasus PMK ini. Langkah ini penting untuk mendukung ketahanan pangan dan memperkuat subsektor peternakan nasional.”
Sebanyak 22.894 dosis vaksin PMK yang merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian sudah diterima oleh Kabupaten Sleman dan sampai saat ini, sebanyak 1.063 dosis vaksin PMK sudah disuntikkan oleh Petugas Puskeswan pada hewan ternak di Kabupaten Sleman.
Selain melakukan vaksinasi, Petugas juga rutin melakukan disinfeksi, monitoring, dan pengobatan bagi ternak sakit serta melakukan pemeriksaan ketat terhadap hewan ternak yang akan masuk ke Pasar Hewan Ambarketawang.
Vaksinasi PMK menjadi salah satu strategi utama dalam mencegah penularan penyakit pada ternak. Pengendalian penyakit hewan seperti PMK diperlukan untuk menjaga stabilitas sektor peternakan, khususnya dalam konteks ketahanan pangan hewani di Indonesia.
Melalui vaksinasi dan langkah pengendalian lainnya, Kementan optimistis dapat melindungi kesehatan ternak di Sleman dan wilayah lainnya, memastikan subsektor peternakan tetap produktif di tengah tantangan wabah penyakit.
Kasus PMK yang saat ini meningkat lagi bukanlah penyakit zoonosis, sehingga tidak menular ke manusia.