Forum Grup Diskusi (FGD) BBVet Wates
Resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) adalah kondisi ketika mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, atau parasit) menjadi kebal atau resisten terhadap pengobatan antimikroba. Mikroorganisme mengembangkan kemampuan untuk melawan obat yang dirancang untuk membunuh mereka, artinya, mikroorganisme yang menginfeksi tubuh tidak terbunuh dan terus berkembang biak. AMR merupakan ancaman terbesar dunia saat ini, karena resistensi obat akan berdampak besar pada semua orang. Jika tidak ada tindakan untuk melindungi atau mengendalikan penggunaan obat – obatan ini, di masa mendatang kita akan menghadapi masa dimana tidak ada obat yang tersedia jika kita atau hewan sakit.
Pengertian Resistensi Antibiotika pada sisi lain adalah kemampuan mikroorganisme untuk tetap tumbuh meskipun diberi antimicrobial, yang salah satu penyebabnya berasal dari pemakaian antibiotik dengan dosis tidak tepat dan penggunaan jenis antibiotic tidak tepat, misalnya penyakit karena virus tetapi diobati dengan antibiotika. Laboratorium Kesmavet Balai Besar Veteriner Wates, telah melakukan pengujian AMR dengan beberapa metode, yaitu dengan metode Fenotipik dan molekuler.
Peningkatan kemampuan laboratorium Kesmavet BBVet Wates tersebut disampaikan oleh drh Santi Lestari, MSi dan personal anggota laboratorium Kesmavet dalam Agenda Forum Grup Diskusion (FGD) diaulan Balai Besar Veteriner Wates pada Rabu, 10 Januari 2024 yang diikuti oleh seluruh Medik dan Paramedik Balai Besar Veteriner Wates. Dalam FGD tersebut disampaikan hasil pengujian dan pemngembangan pengujian AMR dengan Microdilution, Agar dilution dan Kualitatif (Disk Diffution) , metode lainnya adalah dengan Molekuler dengan menggunakan PCR dan Squencing menggunakan nanophore.
FGD Chapter-2 pada 24 Januari 2024 menampilkan Laboratorium Serologi , Dimana drh Desi Errie Walujati Bersama staf lainnya menjelaskan mengenai pengujian Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ) di Balai Besar Veteriner Wates. Acara yang berlangsung di aula tersebut juga dihadiri oleh Sebagian besar Medik dan Paramedik. Pada acara FGD disampaikan mengenai hasil pengujian titer antibody PMK pasca vaksinasi. Disambpaikan juga hal penting terkait PMK antaralain , bahwa terdapat tujuh serotpe (A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1) yang endemik di berbagai negara di dunia, dimana meskipun berbeda secara imunologis, semua serotipe menyebabkan penyakit yang secara klinis tidak dapat dibedakan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa tidak ada cross-immunity diantara serotipe, setiap serotipe, terdapat spektrum keragaman antigenik. Oleh karena itu analisis profil antigenik & genetik strain virus PMK menjadi penting karena sangat menentukan dalam pemilihan galur vaksin yang paling tepat untuk wilayah di mana vaksinasi dilakukan, serta pemilihan metoda dan perangkat diagnosis / deteksi saat monitoring
FGD Chapter-3, yang dilangsungkan pada 7 Februari 2024 di Aula Balai Besar Veteriner Wates disampaikan olej Penanggung Jawab Epidemiologi drh Rohmadiyanto, MSc Bersama staff lainnya. Acara yang dihadiri oleh Kepala Balai beserta Medik dan Paramedik tersebut membahasa tentang pengelolaan sampel, penanganan laporan hasil uji serta diskusi berbagai permasalahan system IVLAB Online.
FGD yang dilakukan Balai Besar Veteriner Wates akan dilakukan terus menerus unutk meningkatkan kompetensi staff BBVet Wates serta menjadi sarana diskusi unutk menemukan Solusi dari berbagai hambatan atau pemasalahan kinerja balai.