Berita

Agenda

Kontak

Logo

BALAI BESAR VETERINER WATES

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

6
Logo
Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk pengendalian Zoonosis

Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi untuk pengendalian Zoonosis

Agar penyakit hewan tidak menular ke manusia maka  penanganan kasus harus menerapkan prinsip pengendalian zoonosis dengan pendekatan One-Health. Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi merupakan salah satu usaha untuk pengendalian zoonosis melalui one health dengan menyusun strategi pengendalian penyakit yang disusun bersama. 

 
Saat ini telah dibentuk kader siaga zoonosis yang beranggotakan beberapa pihak terkait seperti Direktorat Kesmavet, Direktorat Keswan, Kemenkes, BNPB, Babinsa, Babinkamtipnas, Pemuka Masyarakat, Puskeswan, Puskesmas dan beberapa instansi lain yang dikoordinir oleh Kemenko PMK.  Hal ini untuk melihat bagaimana pengendalian zoonosis melalui one health. Diharapkan, Perguruan Tinggi turut bergabung dalam kegiatan ini. 
 
Hal utama dan paling dasar untuk penanggulangan zoonosis ini adalah Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Bagaimana kita menyampaikan kepada masyarakat detail mengenai zoonosis maupun langkah penanggulangan dan pengendalian. Langkah lain yang saat ini diupayakan adalah Penerapan Pembelajaran Zoonosis dalam Kurikulum Merdeka Belajar. 6 (enam) modul telah dibuat untuk mendukung Kurikulum merdeka belajar yang terdiri dari 5 modul penyakit (Avian Influenza, Brucellosis, Leptospirosis, Rabies, Antraks) dan 1 (satu) modul penyakit zoonosis. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kesmavet pada saat kunjungan kerja hari ini di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (FKH UGM) (26/3) yang juga didampingi oleh Kepala BBVet Wates.
 
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY bersama dengan Dinas Kabupaten/Kota terkait membuat indikator terhadap suatu penyakit ternak agar tidak menelan korban ternak atau bahkan menjalar ke manusia. Hal ini bisa disosialisasikan melalui KIE baik secara langsung ataupun melalui media elektronik. Langkah lain yang dapat ditempuh adalah dibuatnya literasi bagi anak usia dini.
 
Disampaikan oleh drh. Dyah Ayu Widiasih, Ph.D. selaku Ketua Departemen Kesmavet, sasaran KIE melalui anak-anak adalah salah satu upaya yang saat ini dilakukan oleh FKH UGM melalui mahasiswa KKN yang dituangkan dalam bentuk buku panduan KKN. 
 
Dalam kesempatan yang sama Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si. akan menyisipkan point-point penting terkait zoonosis penyakit Antraks dan penyakit menular lainnya dalam kegiatan KKN Tematik. 
 
Antimictobial Resistance (AMR) dapat dimasukkan kedalam modul materi kurikulim merdeka. Selalin itu bisa juga disisipkan terkait kesejahteraan hewan. Ini disampaikan oleh drh. Tjahyani Widyastuti dalam diskusi siang ini.
 
drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. menyampaikan bahwa FKH UGM akan mengupayakan program-program terkait zoonosis dalam kegiatan kemahasiswaan.
 
Menutup kebersamaan siang ini, Kepala BBVet Wates tak henti hentinya menekankan bahwa pentingnya KIE kepada Masyarakat, dibidang Perguruan Tinggi bisa dilakukan melalui kegiatan kemahasiswaan. Hal penting lainnya adalah di perlukan pengetahuan dan kebudayaan melalui pendekatan teknis  dan sosiologis melalui Kepala Dusun dan pemuka masyarakat yang menjadi kunci hubungan kemasyarakatan langsung di daerah.

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset